Pentingnya
Etika Berkomunikasi yang Baik dalam Kehidupan
Sebagai
makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia
ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.
Komunikasi
dapat dilakukan ada secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media
nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah
dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis.
Dalam kata communis ini memiliki
makna “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward
mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process
through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Menurut
Weaver, komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya. Adapun beberapa pendapat Pengertian
Komunikasi Menurut Para Ahli tentang pengertian komunikasi antara lain :
Shannon
dan Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu samalainya,sengaja atau tidak di sengaja.Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,lukisan,seni
dan teknologi. Sedangkan menurut William J Seiller memberikan definisi
komunikasi yang lebih bersifat universal. Ia mengatakan komunikasi adalah
proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima, dan
diberi arti.
ETIKA
DALAM KONTEKS KOMUNIKASI
Mengingat
etika erat kaitannya dengan manusia, yakni dimana etika mengatur mengenai
norma-norma, nilai - nilai, kaidah - kaidah dan ukuran - ukuran baik dan buruk
tingkah laku manusia.
Sedangkan
komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan
orang lain. Dengan adanya komunikasi, maka terjadilah hubungan sosial karena
bahwa manusia itu adalah sebagai makhluk sosial, diantara satu dengan yang
lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi timbal balik.
Dalam
hubungan seseorang dengan orang lain terjadi proses komunikasi diantaranya.
Tetapi ketika sedang melakukan komunikasi terkadang tidak memperhatikan
etika-etika komunikasi dengan baik. Hal ini yang terkadang orang salah
menafsirkan isi dari informasi yang diberikan atau pun yang didengarkannya.
Hakikat
dan peranan etika dalam komunikasi yaitu : proses dalam menyampaikan pesan dari
komunikator kepada komunikan dengan mempunyai maksud dan makna. Artinya dalam
menyampaikan pesan tersebut perlu adanya etika atau aturan. Hal ini agar pesan
komunikasi yang ingin disampaikan memiliki kesamaan makna baik dari komunikator
maupun komunikan.
Oleh
karena itu, peran etika dalam komunikasi sangat diperlukan mengingat manusia
adalah makhluk yang beretika dan berkomunikasi. Etika adalah sebuah aturan yang
mengatur manusia agar hidup sesuai dengan norma-norma dan adat kebiasaan.
Contoh
Teknik Komunikasi Yang Baik:
a. Menggunakan kata dan
kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan.
b. Gunakan bahawa yang
mudah dimengerti oleh lawan bicara.
c. Menatap mata lawan
bicara dengan lembut.
d. Memberikan ekspresi
wajah yang ramah dan murah senyum.
e. Gunakan gerakan
tubuh / gesture yang sopan dan wajar.
f. Bertingkah laku yang
baik dan ramah terhadap lawan bicara.
g. Memakai pakaian yang
rapi, menutup aurat dan sesuai sikon.
h. Tidak mudah
terpancing emosi lawan bicara.
i. Menerima segala
perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.
j. Mampu menempatkan
diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
k. Menggunakan volume,
nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
l. Menggunakan
komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat
tangan, merunduk, hormat.
m. Dan lain sebagainya.
SUMBER:
Ruben, Brent D,Stewart,
Lea P, Communication and Human Behaviour,( USA: Alyn and Bacon 2005) hlm 16
Marhaeni Fajar, Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) hlm 32.
Hafied
Cangara.Pengantar Ilmu komunikasi. (Jakarta :PT.Rajagrafindo Persada.2010) hlm
20-21
Arni Muhammad,
Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm 4